Hidup Adalah Perjalanan Mempertahankan Kasta

oleh -39 Dilihat
oleh

Memahami Kasta atau wekasing tatanan sangat penting, agar manusia bisa menempati martabatnya.

FOKUS BERITA NASIONAL – Diantara semua ciptaan, manusia adalah makluk paling Sempurna. Karna itu Allah selalu berpesan, jangan sampai mengatakan kalian tidak sempurna, meski terlahir cacat. Sempurna tidak harus baik semua, sebab kesempurnaan adalah kesatuan banyak unsur atau banyak ragam, tersistem dan memberi manfaat.

Memahami Kasta atau wekasing tatanan sangat penting, agar manusia bisa menempati martabatnya. Manusia adalah manunggalnya siapa saja, sebab manusia tercipta dari inti sari seluruh isi kahanan alam semesta yang disingkat TUHAN. Sesuai kefirmanan, siapa melihat dirinya akan tahu TUHANnya. Jangan sampai kata “hewan” dijadikan sebutan untuk panggilan manusia.

Karena itu leluhur Jawa memberikan pelajaran tentang Iman agar manusia tahu tentang Ilmu menjadi Manusia. Orang disebut beriman, ketika ia sadar bahwa dirinya punya kasta sebagai manusia dan memerankan diri hidupnya terpandu dengan ilmu sebagai manusia. Kasta punya tingkatan berbeda-beda sesuai tingkat strata kehidupan masing-masing. Ada raja, punggawa, rakyat jelata. Maka leluhur juga memberi pendidikan sopan santun, agar manusia tahu diri dan posisi.

Pendidikan formal yang ada saat ini sudah meninggalkan ilmu kasta. Pendidikan aklaq berubah jadi pelajaran. Ukuran aklaq bukan lagi dinilai dari perilaku tetapi sebatas pembelajaran. Perilaku sopan santun sudah tidak ada lagi, sedangkan ilmu agama dominan pada upacara dan rapal doa yang tidak berpengaruh ke perubahan perilaku.

Ilmu Kasra muaranya akan mempengaruhi dna yang memuat data karakter manusia. Karakter itu bersifat langgeng dan akan terbawa kepada kehidupan di alam selanjutnya. Hidup ini perjalanan mempertahankan Kasta. Maka ketika kita tidak tahu tentang “siapa diri kita”, kita akan semakin buta melihat yang lain. Ketika menjadi pemimpin, mustahil mereka memikirkan orang lain.